Ini alamat web alias blog saya yg baru, bisa mampir kesini. Selamat tinggal blog lama, danke atas pertememuan kita selama ini :)
http://nurayalutfi.weebly.com/
http://nurayalutfi.weebly.com/
Minggu, 29 Juni 2014
Senin, 27 Januari 2014
"Paradigma Nilai, Kecurangan, dan Ilmu Pengetahuan"
Assalamu'alaikum,,,
Ditengah ke-rempong-an saya mengurus laporan praktikum dan mengingat jadwal responsi praktikum saya esok hari, ada hal yang belakangan ini sedikit mengganggu pikiran saya (sebenernya sih bukan mengganggu lebih tepatnya meng-gentayangi, hehe). Beberapa minggu yang lalu saya sudah melalui ritual ujian akhir semester untuk semester 3 ini. Dan nilai beberapa mata kuliah pun sudah keluar. Emaakkk,,,menyaksikan nilai-nilai saya yang do-mi-la-re-si sungguh memberikan sensasi menyengat yang luar biasa. yu kno what the maksdu :).
(tapi nilai saya belum ada E, F, hope gak bakal ada )
Okay terlepas dari betapa mengharukannya nilai-nilai saya yang A, B, C, B+, C+, D+ mari kita membahas sedikit hal yang mengganggu pikiran saya yaitu tentang sebuah kata ajaib bernama "nilai". Ketika dahulu dibangku SD, MTs (read: SMP), dan awal SMA saya termasuk orang yang bisa dibilang teramat sangat menomor satukan nilai.
Bagi saya nilai itulah yang akan membuat saya bisa meraih peringkat 1, 2, 3, dibangku sekolah. Sehingga apa pun akan saya lakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus, termasuk melakukan kecurangan saat ujian (itu dulu lho ya). Perlahan entah kenapa saya sering merasa tersindir dengan kata-kata "nilai itu nggak penting, yang penting itu ilmunya", "dapet nilai jelek itu lebih terhormat, ketimbang dapet nilai bagus tapi nyontek". Saya mulai mencari banyak hal tentang "kecurangan saat ujian" yang mana sih yang dimaksud kecurangan?, apa yang saling kasi tau temen alias barter jawaban ujian?, ato yang copas langsung dari coretan kecil yang sebelumnya ditulis dengan jurus kepepet sebelum masuk ujian? Dan pada akhirnya saya menemukan jawabannya. Semester 3 SMA saya kibarkan bendera permusuhan dengan segala hal yang berbau "kecurangan saat ujian". Kemudian saya ubah paradigma saya tentang arti sebuah "nilai". Saya tanamkan bahwa "nilai itu nggak penting, yang penting itu ilmunya. Alhasil saya jadi nggak pedulian dengan nilai mata pelajaran kimia saya yang super duper jelek. Penyebabnya jelek adalah pertama saya mulai nggak paham-paham dengan kimia (padahal semester satu dapet nilai tertinggi pas ujian), kedua.gurunya bener-bener bikin puyeng (ato saya yang kelewat dodol kali ya), ketiga.setiap ujian saya mulai belajar nggak nyontek, jadi deh nilai saya amburadul. Saya selalu mengeluarkan jurus ampuh saya ketika mendapat serangan dari teman yang mengejek nilai saya yang nggak nyontek "ini hasil kejujuran saya, saya nggak nyontek, murni!!!". Saya mulai bertanya-tanya, apa pemikiran saya tentang "nilai" ini benar ya?? Apa iya saya mau nilai kimia saya dirapor amburadul gara-gara saya berpikir nilai itu nggak penting?
(kayak gini nih, nomor satu pake tanda pager pula)
Bagi saya nilai itulah yang akan membuat saya bisa meraih peringkat 1, 2, 3, dibangku sekolah. Sehingga apa pun akan saya lakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus, termasuk melakukan kecurangan saat ujian (itu dulu lho ya). Perlahan entah kenapa saya sering merasa tersindir dengan kata-kata "nilai itu nggak penting, yang penting itu ilmunya", "dapet nilai jelek itu lebih terhormat, ketimbang dapet nilai bagus tapi nyontek". Saya mulai mencari banyak hal tentang "kecurangan saat ujian" yang mana sih yang dimaksud kecurangan?, apa yang saling kasi tau temen alias barter jawaban ujian?, ato yang copas langsung dari coretan kecil yang sebelumnya ditulis dengan jurus kepepet sebelum masuk ujian? Dan pada akhirnya saya menemukan jawabannya. Semester 3 SMA saya kibarkan bendera permusuhan dengan segala hal yang berbau "kecurangan saat ujian". Kemudian saya ubah paradigma saya tentang arti sebuah "nilai". Saya tanamkan bahwa "nilai itu nggak penting, yang penting itu ilmunya. Alhasil saya jadi nggak pedulian dengan nilai mata pelajaran kimia saya yang super duper jelek. Penyebabnya jelek adalah pertama saya mulai nggak paham-paham dengan kimia (padahal semester satu dapet nilai tertinggi pas ujian), kedua.gurunya bener-bener bikin puyeng (ato saya yang kelewat dodol kali ya), ketiga.setiap ujian saya mulai belajar nggak nyontek, jadi deh nilai saya amburadul. Saya selalu mengeluarkan jurus ampuh saya ketika mendapat serangan dari teman yang mengejek nilai saya yang nggak nyontek "ini hasil kejujuran saya, saya nggak nyontek, murni!!!". Saya mulai bertanya-tanya, apa pemikiran saya tentang "nilai" ini benar ya?? Apa iya saya mau nilai kimia saya dirapor amburadul gara-gara saya berpikir nilai itu nggak penting?
(#bingung)
Dan pada akhirnya sekarang saya menemukan jawabannya (kok lama bener,,hiyah). Mulai dari paradigma sebuah nilai. Ternyata pemirsa nilai itu penting, kenapa demikian. Karena nilai itulah yang akan menjadi pemacu dan acuan bagi kita untuk terus lebih baik. Ia yang akan mengajarkan kita untuk terus berusaha dan bersabar ketika hasil yang kita dapatkan tidak sesuai. Ia juga yang mengajarkan kita untuk selalu menjadi lebih baik lagi ketika hasil yang kita dapat maksimal. Namun bukan berarti kita kalap sehingga menempuh jalan yang kotor untuk memaksimalkan nilai itu. Nilai itu penting namun ia bukan segala-galanya. Ada yang berhak menempati posisi diatas nilai yaitu ilmu pengetahuan. Kenapa? Karena ilmu-lah yang membuat kita bisa membaca, menulis dan yang lainnya. Ilmu yang membuat kita bisa memiliki nilai. Ilmu yang membuat kita mengenal pencipta kita. Ilmu yang membuat kita bisa beradaptasi dilingkungan sosial, karena dulu kita pernah belajar ilmu sosial. Segala hal yang kita lakukan adalah karena ilmu yang kita miliki.
Terakhir tentang kecurangan, kecurangan yang saya maksud disini adalah kecurangan saat melakukan ujian. Bagi saya pribadi kecurangan itu bukan hanya sekedar melihat catatan yang kita bawa saat ujian, atau "kerpe-an". Lebih dari itu, menanyakan jawaban pada teman sebelah, melirik jawaban teman tanpa sepengetahuannya, membuka hp untuk melihat jawaban ujian, dan pengawas yang membiarkan peserta ujian bekerjasama mencontek adalah kecurangan tingkat tinggi bagi saya. Mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang jujur.
Terakhir tentang kecurangan, kecurangan yang saya maksud disini adalah kecurangan saat melakukan ujian. Bagi saya pribadi kecurangan itu bukan hanya sekedar melihat catatan yang kita bawa saat ujian, atau "kerpe-an". Lebih dari itu, menanyakan jawaban pada teman sebelah, melirik jawaban teman tanpa sepengetahuannya, membuka hp untuk melihat jawaban ujian, dan pengawas yang membiarkan peserta ujian bekerjasama mencontek adalah kecurangan tingkat tinggi bagi saya. Mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang jujur.
(ayohaiii belajar jujur)
to be continued
ngantok :)
Senin, 13 Januari 2014
Pink Beach (pante pink)
Ok untuk tulisan kali ini aku mau sedikit berbagi tentang cerita jalan-jalanku bareng akhwat (red:perempuan) ukk as-siraaj yang udah gak keinget tanggal berapa saking dulu banget berbulan bulan yang lalu. Sebenernya tulisan ini adlah salah satu bentuk tindakan pelampiasanku akan pengennya ngerasain jalan-jalan ato liburan untk minggu-minggu ini. Soalnya dunia kuliahku dan segala pernak-perniknya lagi sedikit gak bersahabat. Dan kayaknya ini tulisan blum bsa selese sekarang deh. Pasalnya ini udah jam 04.29 pagi dan hari ini aku ada 2 jadwal ujian, oh no mamak aku belum fasih belajar tdi mlmnya. kaborrr dulu, lanjut ntar yaaa
Aku kembali lagi setelah menghadpi ujian mata kuliah yg memusingkan bagiku. Cerita traveling kali ini aku mulai dengan mengenalkan pantai pink. Pantai pink terletak didesa sekaroh, kecamatan jerowaru, lombok timur,NTB. Pantai Pink merupakan bagian dari Pantai Tanjung Ringgit. Pantai ini sebenarnya bernama pantai Tangsi yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti 'barak' atau 'markas'. Entah gimana cerita awalnya mulanya, namun jika dilihat dari kondisi lingkungan sekitarnya mungkin tempat ini dulu dijadikan markas oleh tentara jepang. Hal ini terlihat dengan adanya gua buatan dan meriam peninggalan jepang. Aku emang blum punya foto dn blum pernah liat langsung meriam+gua itu. Jadi di ceritaku ini, aku hanya nampilin koleksi foto yang aku punya waktu berkunjung dulu.
Pantai ini dinamkan Pantai Pink karna warna khas pasirnya yang pink, yang pada dasarnya bukan pasirnya yg warna pink melainkan karangnya. Asli karangnya bener-bener warna merah agak pink ato lebih tepatnya warna merah marun kali ya, aisssh pkoknya yg penting ada merahnya sudah.
Aku kembali lagi setelah menghadpi ujian mata kuliah yg memusingkan bagiku. Cerita traveling kali ini aku mulai dengan mengenalkan pantai pink. Pantai pink terletak didesa sekaroh, kecamatan jerowaru, lombok timur,NTB. Pantai Pink merupakan bagian dari Pantai Tanjung Ringgit. Pantai ini sebenarnya bernama pantai Tangsi yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti 'barak' atau 'markas'. Entah gimana cerita awalnya mulanya, namun jika dilihat dari kondisi lingkungan sekitarnya mungkin tempat ini dulu dijadikan markas oleh tentara jepang. Hal ini terlihat dengan adanya gua buatan dan meriam peninggalan jepang. Aku emang blum punya foto dn blum pernah liat langsung meriam+gua itu. Jadi di ceritaku ini, aku hanya nampilin koleksi foto yang aku punya waktu berkunjung dulu.
Pantai ini dinamkan Pantai Pink karna warna khas pasirnya yang pink, yang pada dasarnya bukan pasirnya yg warna pink melainkan karangnya. Asli karangnya bener-bener warna merah agak pink ato lebih tepatnya warna merah marun kali ya, aisssh pkoknya yg penting ada merahnya sudah.
(ini buktinya karang warna merah-pink)
Perjalanan utk bisa sampe ke pantai ini bener-bner bkin remuk bin pegel, yang gilanya lagi waktu itu perginya pas musim ujan pke sepeda motor dg personil perempuan smua pula.Tapi semua itu bukan menjadi halangan buat aku dan personil lainnya buat tetep ngelanjutin rencana awal yg udah kita susun bareng sebelumnya. Kak Novi sebagai pemimpin perjalanan kali ini sekaligus murobbi-ku (pembimbing) yang menjadi pencetus liburan ini. Oya kami start-nya dari Mataram dan nyatanya aku yg kebetulan lagi di lombok timur harus berangkat ke mataram pagi2 dan balik lagi kelotim utk menuju pante pink. Dan berhubung kami semua termasuk kk novi gak hafal jalan ke pante pink, jadilah perjalannya ada episode kesasar segala.
Perjalanan bisa dibilang masih baik-baik aja sampe tiba di Jerowaru(walaupn bbrapa kali musti nyasar dan turun dari sepeda motor buat nanyak orang2 dijalan). Nah memasuki hutan yg penduduknya mulai sedikit tibalah adegan hujan dan jalan yang berkerikil menyambut. Ada beberapa motor akhwat yg sempat gak bisa jalan gegara jalannya yg berlumpur. Ada juga dibonceng terpaksa musti turun+jalan sementara krna yg ngebonceng gak kuat. Pokoknya jalannya bener-bener dah, kerikil, lubang, lumpur, becek, terjal, lengkap deh. Sempat juga ada yg kehabisan bensin, dan musti turun beli bensin pas ujannya.
Waktu udah nyampe, aku lumayan aneh liat pelang yang bilang "pante pink" tapi pantenya gak ada. Ternyata oh ternyata kita musti turun karna pantenya ada dibawah, jalan yang buat turunnya lumayan terjal dan berbatu juga sih. Dan pas nyampe dibawah taraaaaaaa kerennn
Perjalanan bisa dibilang masih baik-baik aja sampe tiba di Jerowaru(walaupn bbrapa kali musti nyasar dan turun dari sepeda motor buat nanyak orang2 dijalan). Nah memasuki hutan yg penduduknya mulai sedikit tibalah adegan hujan dan jalan yang berkerikil menyambut. Ada beberapa motor akhwat yg sempat gak bisa jalan gegara jalannya yg berlumpur. Ada juga dibonceng terpaksa musti turun+jalan sementara krna yg ngebonceng gak kuat. Pokoknya jalannya bener-bener dah, kerikil, lubang, lumpur, becek, terjal, lengkap deh. Sempat juga ada yg kehabisan bensin, dan musti turun beli bensin pas ujannya.
Waktu udah nyampe, aku lumayan aneh liat pelang yang bilang "pante pink" tapi pantenya gak ada. Ternyata oh ternyata kita musti turun karna pantenya ada dibawah, jalan yang buat turunnya lumayan terjal dan berbatu juga sih. Dan pas nyampe dibawah taraaaaaaa kerennn
(ini sisi sebelah kiri pante kalo ngadep pantenya, ada bukitnya)
Keren banget ternyata,,,ada bukitnya pula. Bicara masalah bukitnya, gue pikir tuh bukit gak punya jalan yang bisa ngebuat pengunjung sampe keatas bukitnya, makanya gak ada acra pose diatas bukit. Taunya ternyata bisa, stelah liat foto-foto temen yang kesana. #emosi, tunggu aku kesana lagi esok
(ini sisi sebelah kanan pantenya)
(selese makan langsung liat laut)
(ini dia personil jalan-jalan kali ini)
(nulis UKK AS-SIRAAJ diatas pasir)
Setelah puas ngiterin nih pante dan nulis macem-macem diatas pasir, waktunya untuk pulang. sebelum pulang, kita sholat ashar dulu. Ada rasa haru tersendiri waktu wudhu pake air yang asinnya gak ketulungan. Sholat berjamaah bersama para personil akhwat, ada rasu haru yang menyeruak. Karna hari ini aku belajar banyak hal tentang luasnnya ciptaan ALLAH, tentang perjuangan, tentang kesederhanaan, dll.
Selese sholat kami langsung meninggalkan area pante mendaki jalan yang terjal. Waktu nyampe diatas, setelah semua persiapan slese dan personil udah lengkap serta motor siap melaju. Tiba-tiba aku ngerasa ada yang ganjil, dari tadi hp nokia-ku kok gak keliatan ya. Pas dicari-cari gak ada, bongkar tas, saku jaket dan periksa semuanya tetep gak ada. Akhirnya aku sama atik mutusin buat turun kepante lagi buat nyari, bayangin gimana rasanya bolak-balik ngiterin jalan yang terjal itu, sampe bawah nafas udah ngos-ngsan.
(aku sama atik yg lgi nyari hp, sempet2in buat fotaan ditengah tragedi)
Sampe bawah semuanya kita puterin, sampe bapak-bapak yang ngejaga tu pante pun berhasil kita buat repot ngebantu nyari. Tapi tetep aja gak ada. Aku sama atik naik lagi keatas dan nyari lagi disana mungkin aja ada. Tapi tetep aja nihil. Ya Rabb kebayang wajahnya bapak yg minggu kemarin ngasik tu hp, kebayang betapa rempongnya aku kehilangan semua nomor yg di hp itu, kebayang aku yang selalu ngilangan ato ngerusakin barang-barang, sampe bapak heran kok ya klo udah ditanganku pasti nasib barang-barang itu apes. Murung, nguatn diri kehilangan hp itu.
Kita nyobak sekali lagi buat turun nyari ketempat shlolat tadi, kali ini aku turun bareng via. Nafas udah bener-bener gak karuan. Setelah dcari lagi ditempat sholat, tetep gak ada. Dengan penuh kepasrahan kucoba masang muka kuat+senyum dikit. Kita naik balik bareng via dengan wajah tragis. Kasian bapak sama ibu pasti nelpon berkali-kali ntar, tmen-tmenku pasti capek sms ntar, ohhh semuanya sungguh menyedihkan.
Sampe diatas lagi Jarak 5 meter dari tempetku duduk tadi waktu pertama kali naik pas mau pulang aku ngeliat sesuatu berwarna merah diantara rerumputan dan daun-daun yang ada ditanah. Dengan spontan aku teriak "ya allah itu dia" sontak semuanya pada noleh dan bilang "mana?!!?" Langsung aku ambil dan ternyata emang bener itu hp-ku. Ternyata dia jatuh pas tadi waktu aku pertama kali duduk disana, alhasil kita semua saling ketawain.
