"Hidup adalah pilihan" adalah sebuah kalimat yang mungkin sangat sederhana dan seringkali kita dengar dan baca. Namun, tidak banyak diantara kita yang benar-benar memahami lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk diriku. Banyak pembahasan tentang hal ini, ternyata belum juga berkolerasi dengan pelaksanaannya.
Hidup adlah pilihan, kita akan hidup berdasarkan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan dinilai berdasarkan pilihan yang kita buat, kita akan dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan menjadi seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen kehidupan kita.
Seseorang yang memilih untuk memetik dan memainkan gitar dipinggir jalan, lalu meminta-minta kepada setiap pengguna jalan yang lewat maka ia akan dinamakan dengan pengamen dan akan dihargai sesuai dengan namanya, yaitu antara Rp. 100 - Rp. 500. Seseorang yang memilih untuk memetik dan memainkan gitar diatas panggung dan dipasrkan secara profesional maka ia akan dinamakan dengan penyanyi dan akan dihargi sesuai dengan namanya, yang jelas penghargaannya tentu lebih besar dari pengamen. Sekilas seolah-olah aktivitasnya sama-sama memetik gitar, namun sebenarnya pilihan-pilihan yang dibuat secara akumulatif adalah berbeda.
Apa yang kita lihat pada diri kita saat ini, bisa jdi sebagian besar adalah pilihan kita sendiri, lebih tepatnya akumulasi dari seluruh pilihan kita pd masa lalu. Hidup adalah pilihan. Oleh karna itu, kita sesungguhnya dapat menilai seperti apa pilihan-pilihan yang dibuat pada masa lalu seseorang cukup dengan hanya melihat keadaannya sekarang.
Sekali lagi, hidup adalah pilihan. Apa yang kita lihat pada diri kita saat ini atau hari ini, dan apa yang kita lihat pada diri orang lain hari ini adalah hasil dari pilihan- pilihan yang kita dan mereka buat dimasa lalu. Keadaan hidup kita dimasa depan akan ditentukan oleh apa saja yang kita pilih saat ini. Sekarang pun, sebenarnya kita sedang menulis kisah hidup kita sendiri disebuah buku yang mempunyai judul dengan nama kita sendiri, dan saat ini pun kita sedang menuliskannya, setiap hari lembar demi lembar. Anehnya, terkadang kita melihat orang-orang yang tidak menyesuaikan pilihan hidupnya dengan yang dia inginkan. Muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga, sebuah slogan yang ngawur, yang tidak mungkin akan terjadi karena hidup adalah pilihan.
Dengan memhami hal ini maka apabila seseorang menginginkan untuk menjdi seperti seseorang yang lain, dan mendapatkan apa yang ia inginkan, dengan mudah dia dpat melakukannya dengan cara mengubah setiap pilihan dlam hidupnya sesuai dengan pilihan orang yang dia inginkan untuk diikuti. Sesederhana itukah??? Ya, memang sesederhana itu!
Rasulullah Muhammad saw adalah seorang manusia yang sudah pasti masuk ke surga Allah, dan Rasulullah saw memasuki surga Allah karena pilihan-pilihan yang beliau buat semasa hidupnya. Dengan kata lain, apabila kita mengikuti setiap pilihan yang dibuat oleh Rasulullah saw dalam menjalani hidupnya maka sudah dapat dipastikan kita akan memasuki surga yang sama-sama dimasuki oleh Rasulullah.
(Dikutip dari buku "Beyond The Inspiration" karya Uztad Felix Siauw)
(the one of my motivator and inspirator)
Hidup adalah pilihan, dalam keadaan terpaksa pun kita masih dapat memilih apakah kita akan mengikuti pilihan yang dipaksakan untuk kita ataukah menolaknya dan memilih jalan yang kita pilih sendiri.
Kamis, 14 Februari 2013
Pukul 17.17 wita
saat kesendirian menyapa








0 komentar:
Posting Komentar